Heboh kembali hoax terkait ijazah mantan presiden Jokowi gegara ada yang mengaku-aku ahli digital forensik yang menganalisis dan memberikan kesimpulan secara berapi-api dan seyakin-yakinnya (1 milyar persen yakin katanya ijazah itu palsu).. kurang apa lagi keyakinannya coba, disuruh mindah gunung dengan keyakinannya juga jangan-jangan bisa itu wkwkw.. padahal argumennya yang sangat prematur atau dangkal, seperti baru belajar komputer yang baru nemu tips and trick, sedangkan tips/tricknya sudah digunakan orang lain sebelum dia lahir wkwkw. Entah apa pula hubungannya profesi digital forensik dengan analisis lembar ijazah dan skripsi yang sebenarnya bentuknya fisik itu. Digital forensik hanya bisa dilakukan terhadap dokumen elektronik atau media digital. Pemeriksaan kertas fisik itu jelas tidak mungkin dilakukan dengan forensik digital, tetapi hanya dimungkinkan dengan lab fisika forensik yang memiliki bidang memeriksa jenis dan bahan kertas, tinta, ukuran dst. Jadi bisa dipastikan tidak mungkin ada proses pemeriksaan digital forensik yang bisa dilakukan terhadap fisik dokumen ijazah maupun fotocopy ijazah tersebut.
Si ahli digital forensik juga ternyata hanya melakukan review terhadap foto foto yang beredar di media, tanpa pernah melihat langsung ataupun memiliki akses terhadap dokumen yang dimaksud, tapi entah kenapa banyak media dan netizen yang percaya dengan kesimpulan kesimpulan premature si Ahli.
Penulis akan membahas singkat saja hasil penelusuran kenapa banyak yang percaya dengan pendapat dan kesimpulan sang Ahli. Si Ahli menyatakan bahwa Ijazah Jokowi adalah palsu karena membandingkan dan menyimpulkan font yang ditemukan di foto ijazah dan skripsi menggunakan font Times New Roman yang diketahui si Ahli hanya ada di OS Windows sejak versi 3.1. Si ahli gak sadar klo sejak lama dunia percetakan/printing sudah pakai font Times Roman (pendahulu Times New Roman), dimulai dari majalah The Times di Inggris tahun 1931. Meski sangat mirip, kedua font ini sebenarnya memiliki sedikit perbedaan yang dijelaskan di link ini
Sang Ahli juga mengira jika Ijazah dan Skripsi itu dicetak pake komputer zaman sekarang, karena belum menelusuri jika Ijazah dan Halaman Depan/Judul Skripsi Fakultas Kehutanan saat itu ada template kertas cetakannya dengan font yang memang mirip dengan Times New Roman. Hanya bagian tertentu seperti Nama atau Nomor/NIM yang ditulis tangan oleh pengelola Fakultas di lembar ijazah maupun lembar judul skripsi.
Jika memang cerdas, si Ahli harusnya membandingkan dengan Ijazah dan Skripsi yang berasal dari satu Fakultas dengan tahun yang sama. Tetapi, mungkin karena sudah menggebu-gebu ingin terkenal beraninya, sang Ahli mungkin memilih menjadi kurang cerdas.
Berikut hasil perbandingan dengan Ijazah dan Skripsi di lingkungan Fakultas Kehutanan di masa yang sama.
Perbandingan Ijazah Jokowi dan teman seangkatannya


Klo ngikuti logika sang Ahli Forensik Digital yang membahana itu, berarti semua Ijazah orang orang di foto ini (Satu Angkatan Jokowi) Palsu juga ? wkwkwk.


Perbandingan Skripsi/Tesis di tahun yang sama

Saya kutip dari salah satu tesis di ETD UGM. Ada banyak skripsi dan tesis tahun 80-an bisa di download di https://etd.repository.ugm.ac.id, termasuk Skripsi Jokowi.
Jika mengikuti logika Sang Ahli Forensik Digital yang heboh itu, berarti ada ratusan atau ribuan skripsi/tesis tahun 80-an jadi Palsu donk 🙂 karena pake font “Times New Roman” . Silahkan pembaca saja yang menyimpulkan kebenaran Hoax tersebut.
Sebenarnya penulis malas membahas topik ini karena sudah di ulang ulang sejak bertahun tahun lalu, apalagi sekarang penulis gak ingin dianggap membela Jokowi yang ternyata mengecewakan sejak periode ke-2 kepemimpinannya. Tetapi namanya ilmu dan pengetahuan yang menyesatkan itu tetap harus diluruskan, sebagai seorang yang sering diminta sebagai ahli forensik yang wajib objektif menilai dan memeriksa setiap bukti digital, menyatakan sesuai fakta fakta yang ada.
Selamat berbuka semuanya. Semoga bermanfaat.
keren penjelasannya, bang josua, benar2 jhooss gandhooss. nuwun